Banyak perusahaan berani mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan sebuah nama yang juga kadang tidak tanggung-tanggung. Bayangkan untuk sebuah nama, ada produk melakukan riset selama 11 tahun.
Hasilnya memang tidak main-main. Nama yang dijadikan pilihan adalah nama yang tidak ada samanya di dunia. Keunikan lainnya, ketika nama itu disebut oleh orang mana saja dibelahan bumi ini, pengucapannya tetap sama. Ada lagi yang lain, ketika merek atau nama produk tersebut disebut, pengucapannya pasti nampak layaknya orang tersenyum manis.
Bagaimana nama produk Makassar? Namanya hampir semua seragam dimana-mana. Jadi membedakannya menjadi sulit. Baik dari segi kualitas, maupun yang lain.
Misalnya, Coto Makassar, Sop Konro, Pisang Epe’, Pisang Ijo, Markisa, Ikan Bakar, Minyak Gosok dan banyak lagi. Bayangkan ketika yang semua punya nama khas, Makassar tentu akan menjadi pusat kuliner.
Untuk melahirkan sebuah nama, memang butuh perhatian khusus. Termasuk butuh riset yang mendalam akan makna. Bukan asal sebut. Nama memiliki arti yang begitu besar.
Nama disini tidak terbatas pada nama orang semata, tapi juga nama atau merek suatu produk.
Nah, bagaimana merek yang baik itu?
Syaratnya diantaranya :
- Mudah diucapkan, bukan sebaliknya, sampai membuat lidah berlipat-lipat.
- Mudah diingat, sehingga selalu prioritas dalam pilihan.
- Mudah ditulis, supaya gampang dipesan. Artinya pemesanannya tidak akan salah tulis. Ketika suatu nama salah tulis akibatnya antara lain : Lain yang dipesan, lain yang diantar ; Yang dimaksud, tidak pernah ada ; Produk akan tinggal sampai kadaluarsa
- Mudah dimengerti, supaya tidak membingungkan
- Memiliki makna (bisa luas dan dalam), bukan sebaliknya tidak punya makna. Atau tidak memberi gambaran hubungan produk itu sendiri.
- Memuat janji dan komitmen, disini patut menjadi pertimbangan adalah unsur unggul dan kompetitif.
- Keunikannya harus terjaga
- Tidak lekang oleh jaman. Unsur ini cukup penting untuk menjaga reputasi ketahanan produk di pasaran.
- Singkat, padat dan jelas, bukan sebaliknya, panjang, lebar dan kabur
Namun jangan hanya satu alasan. Misalnya, memilih merek dengan alasan mudah diucapkan. Bayangkan bila ada merek yang sulit diucapkan. Bagaimana suatu merek produk dipesan?
Memilih merek dengan alasan mudah diucapkan, setidaknya harus mengikuti pertimbangan mudah diingat. Disini perlu dibayangkan bagaimana suatu merek produk yang sulit diucapkan. Bagaimana sebuah produk disebut Oe atau Anu. Bagi suatu produk yang namanya sulit diingat, jangan berharap laku dipasaran.
Berikutnya, pilihlah nama untuk melengkapi alasan memilih nama dengan menambahkan pertimbangan mudah ditulis.
Ingat, sekalipun zaman adalah era digital, namun hampir semua pesanan harus ditulis.
Setelah nama sudah ada, langkah selanjutnya lakukan sosialisasi dan promosi. Ingat, sosialisasi dan promosi adalah dua hal yang berbeda.
Sosialisasi adalah pembangunan dan penguatan komitmen.
Promosi adalah penyataan janji dan manfaat dari suatu produk. Dengan demikian, tanpa janji dan manfaat, promosi yang dilakukan dipastikan sia-sia. Dan kesia-siaan itu sendiri maknanya jelas yaitu tidak berguna.
Barang siapa yang tidak yakin nama memilki arti, berarti mengabaikan kebesaran, sesungguhnya mengabaikan arti hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar